Sekarang
ini memang banyak sekali cara untuk mengawetkan makanan baik cara sederhana
maupun cara yang sudah modern. Pengawetan makanan pada dasarnya membuat makanan
lebih tahan lama dengan menahan laju pertumbuhan mikroorganisme pada makanan
tersebut.
Ada
beberapa cara yang sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia
yaitu Pendinginan, Pengasapan, Pengalengan, Pengeringan, Pemanisan, Pengasinan
Itu
semua merupakan cara yang lazim digunakan masyarakat Indonesia. Dari semua cara
itu tak semua cara bisa membuat awet makanan selama berbulan-bulan. Kecuali
teknik pengalengan yang memang sudah menggunakan cara modern yaitu diberi zat
pengawet makanan jadi bisa membuat makanan tahan sampai berbulan-bulan lamanya.
Berikut penjelasan lebih lanjutnya.
1.
PENDINGINAN
Cara
ini adalah cara yang paling dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebab cara ini
sudah sering digunakan oleh masyarakat desa maupun perkotaan. Pada dasarnya,
konsep pendinginan adalah memasukkan makanan di sebuah tempat yang bersuhu
rendah. Kita dapat memanfaatkan kulkas. Di dalam kulkas kita dapat mengawetkan
sosis, sayur, daging, telur, buah, bahkan ikan. Kita juga bisa memakai wadah
yang berisi es. Wadah yang berisi es tersebut biasa dipakai para nelayan untuk
mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Suhu pengawetan makanan dengan pendinginan
antara -4˚ sampai 0˚ Celcius.
Contoh :
memasukkan sayuran ke dalam es, menaruh ikan segar dalam wadah yg berisi es
2. PENGASAPAN
Cara
pengasapan ialah menaruh makanan dalam sebuah wadah kotak yang kemudian diasapi
dari bawah. Cara pengawetan makanan ini sebenarnya tidak bisa membuat makanan
awet dalam jangka waktu lama karena cara ini masih dipadukan dengan teknik
pengasinan dan pengeringan.
Contoh
: pengasapan ikan, pengasapan daging
3. PENGALENGAN
Cara
yang satu ini termasuk paduan antara teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimiawi
yaitu dengan cara memasukkan zat pengawet, sedangkan fisikannya dengan
memasukkan makanan ke dalam ruang hampa udara. Makanan dimasukkan ke dalam
kaleng aluminium atau benda logam lainnya lalu diberi zat pengawet seperti
garam, asam, atau gula. Biasanya yang diawetkan dalam kaleng adalah
sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, daging, susu, kopi, teh, dan lain-lain.
Proses
pengalengan yang ditujukan untuk pengawetan jangka panjang, dilakukan dengan
melibatkan proses pengeluaran udara, pengemasan, pengaturan pH dan penggunaan
suhu tinggi (sterilisasi). Juga penting diperhatikan penggunaan atau wadah
(container) dan kemasan yang dapat melindungi produk dari mikroorganisme untuk
menghindari terjadinya rekontaminasi selama penyimpanan.
Contoh : sarden, susu dalam kaleng
4. PENGERINGAN
Teknik
pengeringan dengan cara dijemur, dioven, atau dipanaskan. Prinsip pengeringan
menggunakan prinsip bahwa mikroorganisme menyukai tempat yang lembab dan basah
yang memiliki kadar air. Jadi semakin kering makanan, mikroorganisme akan mati
dan pembusukan tidak akan terjadi. Proses pengeringan akan
mengeluarkan air dan menyebabkan peningkatan konsentrasi padatan terlarut
didalam bahan makanan. Kondisi ini akan meningkatkan tekanan osmotik di dalam
bahan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan memperlambat laju
reaksi kimia maupun enzimatis.
Contoh : mengeringkan ikan asin,
proses pembuatan dendeng ikan, mie instan
5. PEMANISAN
Cara
pengawetan makanan ini dengan memasukkan makanan ke dalam medium yang
mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar
mikroorganisme. Gula akan mengikat air sehingga kadar air di
makanan berkurang yang akhirnya bakteri sulit tumbuh. Jika kadar konsentrasinya 70% maka
dapat mencegah kerusakan makanan. Cara pemanisan sudah sering
digunakan sejak dulu untuk membuat manisan buah, sampai saat ini pun masih
banyak yang menggunakannya.
Contoh makanan yang diawetkan dengan cara ini adalah susu, agar-agar, jeli, dan
manisan buah.
6. PENGASINAN
Cara
yang terakhir ini tentu saja menggunakan bahan yang sering kita pakai yaitu
garam dapur. Maka dari itu cara ini bisa juga disebut dengan teknik
penggaraman. Garam merupakan zat yang bisa menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pembusuk. Cara ini biasa digunakan pada masyarakat pesisir
pantai untuk membuat ikan asin. Pembuatan ikan asin ini juga merupakan paduan
antara teknik pengeringan dan pengasapan.
Contoh
: pembuatan ikan asin, pembuatan telor asin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar